Yuan merupakan lulusan S2 Universitas Surabaya program studi Magister Psikologi Profesi. Ia adalah seorang psikolog dan juga akademisi yang berkonsentrasi pada bidang perkembangan anak dan remaja, serta memiliki minat yang dalam pada kasus-kasus kekerasan, khususnya dalam pemulihan korban. Ia telah berkarir sebagai psikolog yang aktif menangani berbagai kasus perkembangan dan kekerasan terhadap anak-remaja selama 2 tahun dan memulai karirnya sebagai akademisi di tahun 2022.
Tiwi, begitu sapaan akrabnya, memulai karirnya sebagai dosen di Universitas Surabaya pada tahun 1996. Minatnya terhadap psikologi dan perempuan, menuntunnya untuk mendalami sebagai tenaga pengajar studi Kajian Wanita. Tak berhenti di sana, ia melanjutkan minatnya dengan menempuh studi di Inggris dan menjadi aktivis perlindungan hak-hak perempuan, anak dan kaum marginal di berbagai lembaga non-profit, seperti Savy Amira serta PUSHAM UBAYA. Tiwi juga aktif dalam berbagai penelitian dan pelatihan terkait Seksualitas, Gender dan Pencegahan-Penanganan Kekerasan berbasis Gender di berbagai Institusi Pendidikan dan Organisasi.
Inge mengawali kedekatan dengan isu kekerasan terutama kekerasan terhadap Perempuan saat menjadi peneliti di Pusat Studi Hak Asasi Manusia di tahun 2002. Ia mendapatkan kesempatanuntuk memperdalam ilmu terkait kekerasan secara lebih luas melalui beasiswa dari Australian Awards Scholarship pada tahun 2006. Lulus dari program S2 dalam bidang hak asasi manusi, ia melakukan beberapa penelitian terkait hak asasi manusia dengan spesifik fokus pada kekerasan terhadap Perempuan, kelompok disabilitas dan hak atas Kesehatan. Secara professional ia bergabung dalam Serikat Pengajar HAM Indonesia dan di tahun 2022, menjadi anggota Satuan Tugas Pencegahan dan Penanganan Perundungan dan Kekerasan Seksual di kampus Universitas Surabaya.
1. Mengetahui bentuk-bentuk cinta secara teoretis.
2. Membedakan ciri relasi yang sehat dan tidak sehat.
3. Mengetahui berbagai kondisi yang mendukung terjadinya kekerasan dalam relasi.
1. Mengetahui arti sex dan gender, serta perannya dalam relasi romantis.
2. Mengetahui sistem budaya dan bias gender yang dapat melanggengkan praktik kekerasan.
3. Menjelaskan faktor dan penyebab kekerasan dapat bertahan dari segi budaya.
1. Mengetahui bentuk-bentuk kekerasan yang dapat terjadi dalam relasi romantis.
2. Membedakan bentuk-bentuk kekerasan yang dapat terjadi dalam relasi romantis.
1. Mengetahui dampak-dampak kekerasan berdasarkan bentuk kekerasan.
2. Menjelaskan dampak-dampak kekerasan berdasarkan bentuk kekerasan.
1. Mengidentifikasi pihak yang dapat terlibat dalam kekerasan.
2. Menjelaskan lingkaran setan kekerasan yang membuat korban sulit untuk keluar.
3. Mengetahui pihak-pihak yang dapat menolong korban dan mampu merencanakan aksi menolong.
1. Mengetahui langkah-langkah dukungan awal psikologis pada korban kekerasan.
2. Menganalisa dan menentukan langkah yang tepat untuk merespons korban kekerasan dalam studi kasus.